Wednesday, May 27, 2009

CINTA KITA MENYAMPAH

CINTA KITA MENYAMPAH



dan benar kata orang
kita takkan pernah satu
lihatlah di sudut sana
cinta kita telah
menyampah
mengotori jiwa yg lelah



dan aku tak habis pikir
cinta yg dulu putih
telah mengotori tiap
sudut ruang kita
sepertinya tak kau hirau
kau ttp menantang musim
dan aku carut marut
kotor dengang cintaku



'wahai jiwa yg tak lagi
berpasang
kenapa tetap kau
tantang raga untuk bergelut
cinta?'



kemarin,kini dan esok?
sudahlah!

[DOH170309]

Sunday, March 29, 2009

TERBANG

dan masa yang mewindu,
angan selalu syahdu
dibatas rindu


terus menunggu di pucuk-pucuk
kaktus yang meliar
menyambangiku dingin
kadang
namun aku ingin terbang
menngembara bersama
masa
walau aku tak ingat kapan
hariku tanpa namamu


bersandar atas nama
lelah tak lagi kuhirau
terbang.....terbang
melanglang diawang-awang


dan setelah kau tak
pernah ku mengenalnya
walau hanya sekejap


terbang.....terbang
mengawang-awang
arahpun tak kupeduli
terbang-terbang
kulihat kaupun kecil
dibawah sana
namun bukan kau lagi
bukan lagi kau yang kutuju
terbang.....terbang
tak lagi ku menangis
terbang.....terbang
melayang
mengawang-awang
terbang.....!


[Doha,290309]

Thursday, January 29, 2009

kutenggelamkan sukma
diantara cawan ber-panacotta
ada pahitgetir yang saling
menyilang
mungkin...
hanya mungkin akan
kutemu
aku tak yakin sebelum kelakon


sepenggal melodi
menghantarkanku
membisikan kepastian yang
mungkin kutinggalkan


kapan...?
dan Ia-pun tak
menjawabku
hanya kebekuan yang
menusuk batang-batang kurma


aku ingin pulang dan
memeluk ibuku
menumpahkan semuanya
akankah dia mengelus
kepalaku dengan air matanya
atau
sama sepertiku yang selalu
bertanya mengapa?


aku masih bingung
namun bulan tetap saja
menari dan tak
menghiraukanku
hanya menari dan
menari dikesunyiannya


haruskah aku pulang dan
menangis?


HARUSKAH AKU PULANG
DAN MENANGIS?
[290109 dan Doha masih membeku]



tertusuk malam ini ragaku
dengan sepihan pasirsalju
membiru antara kuku kakiku
kaku...



di bawah bulan separo yang
memucat
entah dimaknai apa diri
ini
saat hanya imaji
mengindahlembutkan
hidup


ada apa?
dan semua akan berakhir
dimimpi pagiku
telah sejauh ini
langkahku membawa jauh
dari saungku
namun hanya akanbeginikah selamanya?


hawa beku malam terbawa
hingga pucuk surya
menyapa
masih terus kucari
makna
walau jauh telah
kutinggalkan makna
sejati,bertahun dan berkarat


dingin memang tapi jiwa
kadung terbiasa
dan raga mulai tak peduli


[medio Dec 08 saat Doha membeku]

MALAM INI DAN ENTAH KAPAN LAGI

sajaksejuksujud,
menyubuhkanmu
diantara
ketakberdayaan...


kulanjutkan
mengharikanmu
karaguanmu
menghatarkanku pada
sudut-sudut diantara
sajadahmu


ada apa kawan?
bukankah kekalahan kita
dulu telah terbawa
gelembung-gelembung
pasir yg mendebu
dingin memang...


merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila
dan semuanya tak
komplit diantara helium
dan hidrogen
dan angka-angka
mengacaukanmu
kembali silang menyilang
dan mensujudkanmu
di api itu


dan apakah itu?
kau sembunyikan
ditangan kirimu itu?


bukankah itu
kupu-kupucahayamu?
kau remas hingga sayap
cahayanya memudar...
mati


sujudsejukmu
seharusnya kau maknai
walau dingin
menggelembungkan
pasir dan harimu
tersejukdinginkannya...


[akankah menyejukkanmu:RANGGA HARDIAN]
[Doha,051108]



KAU

ketika semuanya harus berakhir
pada cinta,pada muara yang tak
lagi berujunng,entah dimana
lagi arti kesepian akan
menepiataukah akan selalu
mewarnai hari...?
saat langkah goyah dan
hanya engkau saja
penopang,bilakah...?
atau hanya akan berakhir
pada tanya yang semakin aku
tak tahu jawabnya

kau...?
pernahkah ada yang
namanya cinta?
atau
hanya keharusan yang
terbiasa?


disini mulai berhamburan
semua imaji-imaji saat nanti,
hanya tinggalserpihan
tajam dan takberkesudahan.


menenggalamkanku pada
bulir pasir yang mendebu,
disana dipucuk-pucuk kurma
telah ak gantungkan
semuanya tentang cinta,tentang hati,
tentang imaji,tentang mimpi


tinggal 'kita' yang kosong
mengikutiku saat aku
berkelojotan dalam siraman
kenikmatan,

kau...?
hanya tinggal serpihan,
mengering,melapuk dan
esok akan kuinjak mati,
kau!



[Doha,170908]

MALAM,PELUH,NODA,DOSA

melayang...

mengapung...

terbawa kemana saja

saat pasir mendebu

menjadi badai



aroma shisha disudut

pasar tua

telah sudut menyudutkanku

pada mistis malam penuh

noda...



ada dosa disana,ada

peluh disana,ada noda disana

dan aku

menikmatinya



malam ini disudut yang

kemarin aku datang

tak lagi ada aroma shisha

tapi dosa

masih kental saja

dan aku masih saja

menikmatinya



sebut saja sorban putih

itu atau bulir-bulir permata

yang menasbih,

masih saja malam

menenggelamkannya jadi

noda,dosa

dan aku tetap

menikmatinya...



jiwa letih sudah mengembara

namun

raga ingin selalu meneguk

kopi yang pahitkental

dan raga akan selalu

menikmatinya...



malam,peluh,noda,dosa,

nikmat sekali!



{Doha,170908]